Senin, 08 Januari 2018

inilah Masjid Rahmat , masjid legendaris Kembang Kuning Surabaya

Suara merdu nan syahdu Lantunan ayat suci Al-Quran sayup terdengar di seantero Masjid Rahmat di kawasan Kembang Kuning, Surabaya, saat saya berkunjung waktu asar sd maghrib pada hari jumat tanggal 27.12.2017.
ini Masjid tertua di Kota Surabaya itu memang tak pernah sepi dikunjungi umat Islam untuk beribadah.
Masjid Rahmat terbilang megah. Namun jauh sebelum kemerdekaan, sekitar abad ke 14, bentuknya sama sekali tidak semegah sekarang. Bahkan masjid tempat Raden Sayyid Ali Rahmatullah atau Raden Rahmat menyebarkan agama Islam di Tanah Surabaya ini dulunya hanyalah masjid tiban.
Jejak masjid tiban itu memang tak banyak bisa dilihat saat ini. Namun jika masuk ke dalam masjid, ada
empat pilar besar. Empat pilar itulah yang dulunya adalah empat tiang penyanggar masjid tiban ini.
Masjid Rahmat adalah masjid tertua di Surabaya, dulu bukan masjid seperti ini, hanya gubuk surau tiban. Atapnya hanya dari bambu dan jerami.
Saat itu Raden Rahmat atau Sunan Ampel baru tiba dari kawasan Majapahit. Sebelum sampai di Ampeldento, ia melintas di kawasan Kembang Kuning melalui Sungai Brantas yang ada di depan Masjid Rahmat. Hanya dengan perahu kecil, lantas ia memutuskan singgah.
Di sini, putra Maulana Malik Ibrahim atau Asmoro Qondhi memutuskan untuk menyebarkan agama Islam. Sesuai tradisi zaman dahulu, siapa yang ingin bertahan di suatu wilayah, maka ia harus pandai berduel.
Raden Rahmat pun berduel adu kesaktian dengan Mbah Wirasoeroyo, tokoh di Kembang Kuning yang
berjuluk Ki Mbang Kuning. Saat itu beliau masih beragama Hindu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar